Rio Haryanto Dapat Dukungan Penuh Dari Masyarakat Indonesia
Rio Haryanto boleh saja cuma pebalap tim papan bawah, Manor
Racing. Namun ternyata ia bisa mengalahkan Lewis Hamilton, juara dua tiga kali
yang tampil untuk tim elite, Mercedes. Setidaknya demikian yang terkuak dari
wawancara Kompas dengan sang pebalap Indonesia tersebut. Kira-kira keunggulan
apa yang dimiliki Rio dibanding Hamilton?
Tentu jawabannya bukan posisi di klasemen. Saat ini Rio
Haryanto belum memperoleh angka. Di GP Australia, ia gagal finish karena ada
masalah pada gearbox. Sebaliknya, Lewis Hamilton meraup 18 poin hasil menjadi
runner-up di belakang Nico Rosberg.
Keunggulan Rio Haryanto dibandingkan Lewis Hamilton,
terletak pada popularitas dan fans yang sangat loyal. Ada kenangan manis Rio
tentang hal satu ini, ketika terlibat dalam tes pra musim di Barcelona. Ketika
itu anggota tim humas (hubungan masyarakat) F1 menghampirinya, dan berkata,
“Wow, kamu punya banyak sekali penggemar, ya?’
Bukan tanpa alasan jika anggota tim humas F1 tersebut
berkata demikian. Ia berbicara kepada Rio, setiap bertugas mengunggah foto-foto
pebalap papan atas seperti Lewis Hamilton, jumlah respons ‘like’ yang diperoleh
hanya menembus kisaran 500-an orang.
Tapi Rio kemudian menuturkan kepada Kompas, “Tetapi kalau
dia posting foto saya, yang nge-like mencapai paling sedikit 2.000 orang.”
Rio Haryanto lantas menjelaskan kepada orang tersebut,
jumlah like yang besar tersebut wajar. Pasalnya, populasi masyarakat Indonesia,
terutama pengguna media sosial, sangat besar. Sebagian besar pengguna media
sosial tanah air pun sangat mengikuti perkembangan Rio Haryanto. Apa pun yang
dilakukan Rio, ibarat emas bagi mereka.
Loyalitas fans Rio Haryanto bahkan di satu sisi kadang
‘terlewat berlebihan’. Misalnya, ketika Rio gagal finish di GP Australia. Fans
yang cinta buta dengan sang pebalap, ramai-rami membully Manor, tim Rio.
Sementara, dalam pemilihan Driver of The Day GP Australia, nama Rio Haryanto
sempat melejit di urutan pertama dengan selisih masif. Namun, belakangan gelar
tersebut diberikan kepada Romain Grosjean, dari Haas.